Kebaikan yang Terbalas

  Pagi ini matahari tersenyum lembut, burung-burung berkicau dengan indahnya dan sang awan melindungi setiap insan di dunia. Pada pagi yang indah ini, ada seorang laki-laki bernama Yolo yang berusia sebelas tahun sedang mempersiapkan sarapan untuk adiknya yang bernama Yona yang berusia lima tahun. Sarapannya berupa sayur-sayuran yang ditanamnya di halaman rumah.

  Sembilan tahun Yolo sudah putus sekolah. Meninggalnya ayah dan ibunya karena kecelakaan mobil saat dua tahun yang lalu. membuat Yolo putus sekolah. Sejak saat itu, Yolo dan Yona mulai hidup sendiri. Namun, Yolo mempunyai angan-angan untuk bersekolah kembali. Yolo adalah seorang anak laki-laki yang pintar dan disiplin.

  Yolo rajin bekerja untuk memcari nafkah dan mengurus Yona. Setiap hari Yolo mencari botol kosong untuk dijual dan mencari buku-buku bekas yang masih bisa untuk dibaca. Dan hampir setiap hari ia pergi ke perpustakaan untuk membaca dan sekolah yang ada di dekat di tempat tinggalnya untuk melihat pelajaran yang ada. Yolo hanya melihat di balik pintu, tetapi ia juga mencatat apa yang ia lihat di sekolah itu.

  Pada suatu siang, Yolo memiliki tetangga baru yang pindah rumah ke sebelah rumah Yolo. Ia bernama bu Milo yang berumur empat puluh sembilan tahun. Bu Milo merupakan seorang guru Matematika yang baik hati, ia selalu membantu orang-orang yang kesusahan. Saat ia memindahkan mebel rumahnya, Yolo dan Yona juga membantunya. Bu Milo merasa berterima kasih kepada Yolo dan Yona.

     Ia berkata: "Siapakah namamu nak?".

     "Nama saya Yolo dan ini adik saya yang bernama Yona bu," jawab Yolo.

     "Kalian anak yang baik, saya sangat berterima kasih kepada kalian, mana orang tua kalian nak?" tanya bu Milo.

     "Orang tua kami sudah meninggal bu," jawab Yona dengan suara kecil.

     Bu Milo terdiam sebentar dan berkata. "Baiklah, perkenalkan nama saya Milo Lolita, kalian boleh memanggil saya bu Milo."

     "Salam kenal bu Milo," jawab Yolo dan Yona bersamaan.

     Kemudian, Yolo berkata: "Ibu berasal dari mana?".

     "Saya berasal dari Sanggau, saya pindah ke Pontianak karena ini tempat lahir saya, saya ingin mengajar les Matematika disini." Jawab bu Milo.

  Suatu hari, bu Milo sedang memasak. Tiba-tiba bu Milo pingsan karena dia memiliki penyakit hipoglikemia. Saat itu Yolo sedang membaca buku-buku bekas yang dicarinya dan mencium baunya gas. Maka dari itu, ia mencoba mengetuk pintu rumahnya bu Milo. Knock knock knock... "Bu Milo... Bu Milo..." panggil Yolo. Namun tidak ada yang menjawabnya. Maka Yolo mencoba lagi melihat ke jendela rumahnya dan ia melihat gas yang terbuka. Ia segera menablak pintu rumah bu Milo dengan kuat dan mematikan gasnya. Kemudian, Yolo segera memanggil Yona dan menyuruhnya untuk meminta bantuan kepada tetangga. Para tetangga segera menelpon ambulans untuk membawanya ke rumah sakit.

 Beberapa jam kemudian, bu Milo terbangun dari tidur. "Yo.. Yolo..." panggil bu Milo dengam suara kecil untuk membangunkan Yolo yang tertidur." Setelah Yolo mendengar suara bu Milo, ia segera bangun dan bertanya. "Bu.. Apakah ibu merasa pusing? Akan saya panggil dokter sekarang" jawab Yolo dan segera berlari keluar dari kamar. Dan dokter mengatakan bahwa bu Milo sudah boleh pulang ke rumah tetapi perlu beristirahat beberapa hari dan tidak boleh kecapekan.

  Beberapa hari kemudian, bu Milo, Yolo, dan Yona pergi ke restoran karena bu Milo ingin mentraktir mereka makan untuk sebagai tanda terima kasih kepada mereka. Setelah memesan makanan bu Milo berkata kepada Yolo dan Yona.

     "Ibu sangat berterima kasih kepada kalian berdua. Apa hadiah yang kalian mau?"

     "Kami tidak mau hadiah apapun bu." jawab Yolo.

     Kemudian Yona berkata "Kami membantu ibu dengan hati ikhlas bu."

     "Baiklah, apakah kamu ingin mengikuti les Matematika saya nak?" tanya bu Milo.

     "Tetapi saya tidak memiliki uang untuk membayarnya bu," jawab Yolo kepada bu Milo.

     Bu Milo berkata: "Tidak apa nak, saya dengan selera hati untuk mengajarimu. Dan juga, saya ingin menyekolahkan kamu dan Yona."

     "Tetapi jika saya sekolah saya tidak bisa mencari nafkah untuk hidup," jawab Yolo dengan ragu.

     "Kamu tidak perlu lagi untuk bekerja, saya akan mengurus kalian. Apakah kalian mau?" tanya bu Milo.

     "Kami sangat berterima kasih bu," jawab Yolo.

     "Tetapi saya memiliki satu syarat yaitu kalian harus belajar dengan rajin," kata bu Milo.

     "Baik bu," jawab Yolo dan Yona bersamaan.

  Sebelas tahun kemudian, pada umur dua puluh dua Yolo sudah menjadi seorang guru Matematika yang sangat terkenal. Dan Yona merupakan juara 1 pada seluruh SMP di Indonesia. Bu Milo, Yolo, dan Yona hidup bahagia selama-lamanya.

Karya: Winsly Phangestu

Comments

Popular posts from this blog

Berpikir Positif (Positive Thinking)

Perbedaan kata “都” dengan kata "也”

Botol yang Sama