Botol yang Sama

 
 Lala dan Lolo adalah teman sekolah. Lala adalah anak yang lahir di keluarga miskin, tetapi ayahnya sudah meninggal karena kecelakaan. Namun ia memiliki seorang ibu yang sangat menyayanginya dan selalu menemaninya saat kesulitan. Berbalik dengan keluarga Lolo yang lahir di keluarga kaya tetapi ayah dan ibunya selalu sibuk untuk bekerja.

  Suatu hari, tante Lala yang datang dari Jakarta mengunjungi keluarga Lala. Pada siang hari, tante mengobrol bersama Lala dan bertanya kepadanya apa yang dia inginkan selama ini. Muka Lala tampak ragu sebentar dan ia menjawab bahwa ia merasa iri kepada temannya Lolo yang hidup di keluarga kaya dan ayahnya masih ada di dunia ini.

  Tante terdiam sebentar. Kemudian, ia menyuruh Lala untuk mencari lima botol kosong dan membawa kepadanya. Lalu, Lala segara pergi ke halaman belakang rumah dan membuka lemari di sana yang menyimpan barang-barang. Ia megambil lima botol kosong di sana dan membawakannya kepada tante.

  Kemudian, tante menceritakan kepada Lala tentang botol yang sama namun berbeda isinya. Kata tante "Jika diisi air mineral, harganya tiga sampai lima ribuan. Jika diisi jus buah, harganya sepuluh ribuan. Jika diisi madu, harganya seratus ribuan. Jika diisi minyak wangi terkenal, harganya jutaan. Jika diisi air got, tidak berharga sama sekali.". "Apakah kamu mengerti maksud saya, Lala?" tanya tante. "Saya sudah mengerti tante, terima kasih tante," jawab Lala dengan senang hati.

  Kemudian, Lala mengambil lima botol itu dan menyimpan kembali ke lemari sambil berpikir maksud dari tante yaitu semuanya sama-sama dikemas dalam botol tetapi berbeda nilainya, sebab isi yang ada di dalamnya berbeda. Begitu juga dengan kita, kita semua sama-sama adalah manusia. Yang membedakan kita adalah karakter yang ada di dalam diri kita.

  Ilmu dan pemahaman seseorang yang benar akan membangun karakter yang benar. Selain itu, sukses tidak diukur dari posisi yang kita capai, tetapi diukur dari kesulitan-kesulitan yang berhasil kita atasi ketika berusaha meraih sukses. Jika kita mengisi hati kita hanya dengan penyesalan masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan, kita pastinya tidak akan hidup dengan bahagia, kita harus bersyukur atas apa yang kita miliki sekarang. Hujan dan badai akan selalu kita temui dalam perjalanan hidup, namun hujan besar itu seperti tantangan hidup. Kita tidak perlu berdoa memohon hujan untuk berhenti, tetapi berdoalah agar payung kita bertambah kuat.


Karya: Winsly Phangestu


Comments

Popular posts from this blog

Berpikir Positif (Positive Thinking)

Perbedaan kata “都” dengan kata "也”